Embun laki-laki yang kukenal sekitar beberapa tahun lalu. Tepatnya saat aku masih belum lama menjadi mahasiswa di kampus tercintaku ini. Kami berkenalan di sebuah organisasi, di mana ia adalah senior dan aku adalah junior. Perkenalan kami sangat menyenangkan, karena sikap dia yang begitu ramah dan bersahabat. Lambat laun hubungan pertemanan kami pun semakin baik. Kami sering kali mengobrol melalui pesan singkat, telepon, atau melalui jejaring sosial yang sedang ramai digandrungi semua khalayak. Tidak hanya itu, Embun sering mengajakku jalan untuk sekadar melepas penat dari rutinitasnya menulis skripsi. Kami pergi makan, nonton film, atau melihat pameran buku juga lukisan. Kedekatan kami saat aku masih dalam status single sangatlah dekat, bagai perangko yang dilekatkan pada sebuah amplop. Embun tidak pernah absen sms, hampir tiap malam dia menelepon, kalau bisa tiap hari kami bertemu untuk makan siang, kami pasti akan bertemu. Katanya, sebab aku adalah semangat bagin...