Mendung menggelayut pasrah
Diiringi gemuruh yang berderu bagai amarah
Ada ia yang terduduk pasrah di sudut kedai temaram
Mengaduk secangkir kopi yang diseduh hanya setengah
Asap yang mengepul di atasnya bagai rindu yang tak sudah
Aroma yang mengudara bagai gelisah yang semakin meresah
Lalu ruangan itu semakin temaram dan pandangannya semakin
buram
Di langit, mendung yang menggelayut perlahan terlepas dari
pegangannya
Mulai menjadi rintik yang jatuh satu-satu ke jalanan di luar
jendela
Selama itu, ternyata yang datang hanya hujan
Saat yang sama di dalam sana, ada yang mengalir di sudut
matanya
Jatuh ke dalam cangkir kopinya
Berurai,
buyar, penuh, lalu tumpah
Comments
Post a Comment