Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono |
Entah akan sampai kapan, bahkan kini sudah tiba di bulan Juni
Perempuan itu terus berunding dengan perasaannya sendiri
Masih tawar-menawar takdir yang mungkin masih berstatus nasib
Ia terus mengirim pesan dan meninggalkan beberapa panggilan padamu
Sementara jauh di sana kamu hanya berupa sepi
Tak jarang perempuan itu menghaturkan doa
Pikirnya, itu cara merengkuhmu dari jauh
Namun justru semakin menjebaknya dalam lengang
Hingga saat ini ia masih tetap memendam dalam
Apa tak jua kamu rasa ia berharap?
Perempuan itu meratap, harap-harap cemas
Wajahnya murung lebih gelap dari mendung
Menunggu, menjaga, menanti balasan darimu
Hatinya terlunta, tapi lidahnya kelu
Namun, ia tak juga mampu untuk satu hal itu
"Aku mencintaimu", kalimat yang hanya mampu berkecamuk dalam hatinya
Ketika sampai di kerongkongan, yang keluar hanya parau
Tak pelak, kalimat itu berubah menjadi tangis
Memecah kesunyian di dini hari yang abadi.
Comments
Post a Comment